Jumat, 06 November 2009

ESAI PENDIDIKAN

BIMBINGAN BELAJAR SEBAGAI TEROBOSAN PENINGKATAN PRESTASI OPTIMUM DI SMU NEGERI 1 PAGAK


Oleh : Teguh Pramono



Dunia semakin maju. Tekonologi berkembang pesat. Tuntutan hidup manusia pun kian meningkat dan bervariasi, seiring dengan berbagai kemajuan dan perkembangan itu. Aneka keterampilan dan pengetahuan yang menunjang sukses seseorang menduduki bidang profesi tertentu, tidak lagi relevan satu atau dua tahun kemudian. Setiap kali muncul teknologi terapan baru, setiap orang harus belajar lagi – entah belajar menggunakan hasil teknologi itu, atau belajar mengatasi berbagai efek sampingan yang ditimbulkannya (Roessle Materka,1990:5). Satu-satunya cara untuk mengantisipasi keadaan yang demikian adalah menerapkan long life education. Lebih-lebih dalam kondisi kehidupan negara sedang berkembang yang mengalami krisis (krisis mental, krisis ekonomi, politik, dan krisis kepercayaan) serta semakin ketatnya persaingan lokal maupun global, menuntut kita untuk dapat berbuat lebih (lebih cepat, lebih keras, lebih cerdik, lebih profesional, lebih bermoral/berakhlak)! Dengan kata lain, kalau kita ingin mampu bersaing dengan bangsa lain, kita harus bisa berbuat luar biasa (lebih bermutu dari orang lain).
Dalam buku kumpulan artikel terbitan SOB (School of Business) yang berjudul “Sukses Meniti Karir” dinyatakan bahwa untuk bisa berhasil maksimal, kita harus bermental juara, yakni berprinsip:
a. menjadi sosok luar biasa (berbuat lebih baik dari kebanyakan orang)
b. lebih baik menjadi loko daripada gerbong (bersikap proaktif, inovatif, tidak mengekor saja dalam rangka produktif dan profesionalisme)
c. berprinsip I can , if I think can (aku bisa jika berfikir untuk bisa)
d. stop thinking, and start acting
e. ulet dan pantang menyerah
f. bersikap low profile high profit jika belum bisa high profile high profit
Nah! Bagaimana engkau wahai warga SMUPa? Tidakkah mulai sekarang kita segera mengubah pola prinsip ABS (Asal Bapak Senang)? Asal masuk sekolah daripada nganggur di rumah! Asal dapat ijazah, toh tidak melanjutkan! Sambil menunggu dilamar orang! Prinsip-prinsip mental lemah demikian harus disingkirkan karena akan menghambat kemajuan! Ingat AFTA (ASEAN Free Trade Area) sudah di ujung hidung (tahun 2003), yang segera disusul era pasar bebas tahun 2020. Untuk mengantisipasi era ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus berpacu mempersiapkan diri. Kalau tidak, kita akan jadi tamu di negeri sendiri. Dan mata kita hanya bisa melihat sliwar-sliwernya hasil teknologi bangsa lain yang beterbangan di atas atap rumah kita. Sementara itu, mulut kita ngiler karena tidak bisa menikmati barang canggih itu (menurut ukuran kita)! Ah, sungguh menakutkan!
Tidak ada sukses yang datang dengan cuma-cuma. Tetapi, yang ada adalah sukses karena perjuangan dan kerja keras! Begitu kata pepatah! Artinya, kalau kita ingin sukses di kemudian hari, kita harus berjuang dengan kerja ekstra keras. Kalau tidak, kita tidak akan mampu bersaing dengan siapa pun. Begitu juga dengan produk pendidikan di SMUPa ini. Tanpa perjuangan yang pantang menyerah, tidak akan bisa kita bersaing dengan sekolah-sekolah lain. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa salah satu permasalahan rumit yang dihadapi oleh SMUPa adalah rendahnya prestasi akademik. Hal ini terbukti dari data laporan perolehan nilai NUM (Nilai Ulangan Umum Murni), SMUPa selalu berada pada posisi yang tidak menggembirakan. Data terakhir (Cawu 1 Tahun 2001/2002) menunjukkan keadaan tersebut (Lihat Tabel 1, 2, dan 3).









TABEL PERINGKAT NUM SMU KABUPATEN MALANG CAWU 1
TAHUN PELAJARAN 2001/2002

KELAS I

NO
NAMA SEKOLAH
RATA-RATA NUM
1
SMUN KEPANJEN
74,84
2
SMUN 1 BATU
72,22
3
SMUN 1 LAWANG
68,69
4
SMUN 2 BATU
66,29
5
SMUN 1 TUREN
63,71
6
SMUN SB.PUCUNG
62,49
7
SMUN 1 NGANTANG
60,15
8
SMUN 1 TUMPANG
59,81
9
SMUN 1 GONDANGLEGI
59,49
10
SMUN 1 PAGAK
55,82
11
SMUN 1 BANTUR
53,37
12
SMUN 1 DAMPIT
49,12
TABEL : 1


KELAS II
NO
NAMA SEKOLAH
RATA-RATA NUM
1
SMUN 1 KEPANJEN
78,98
2
SMUN 1 BATU
76,13
3
SMUN 1 LAWANG
74,14
4
SMUN1 SB.PUCUNG
68,03
5
SMUN 1 TUMPANG
67,69
6
SMUN 1 TUREN
66,45
7
SMUN 2 BATU
65,87
8
SMUN 1 NGANTANG
63,37
9
SMUN 1 GD.LEGI
63,36
10
SMUN 1 BANTUR
60,50
11
SMUN 1 PAGAK
60,04
12
SMUN 1 DAMPIT
54,06
TABEL : 2














KELAS III

NO
PROG BAHASA
RATA-RATA NUM
PROG. IPA
RATA-RATA NUM
PROG. IPS
RATA-RATA NUM
1
SMUN 1 KEPANJEN
46,12
SMUN 1 KEPANJEN
62,74
SMUN 1 BATU
62,59
2
SMUN 2 BATU
44,06
SMUN 1 BATU
61,74
SMUN 1 KEPANJEN
60,92
3
SMUN 1 TUMPANG
41,18
SMUN 1 LAWANG
59,53
SMUN 1 LAWANG
58,75
4
SMUN 1 BATU
40,34
SMUN 1 PAGAK
57,72
SMUN 2 BATU
55,96
5
SMUN 1 LAWANG
39,69
SMUN 2 BATU
56,69
SMUN 1 SB.PUCUNG
54,47
6
SMUN 1 GD.LEGI
38,77
SMUN 1 TUMPANG
56,30
SMUN 1 TUREN
54,12
7
SMUN 1 SB.PUCUNG
38,41
SMUN 1 TUREN
54,27
SMUN 1 BANTUR
53,45
8
SMUN 1 PAGAK
37,67
SMUN 1 SB.PUCUNG
53,75
SMUN 1 TUMPANG
52,34
9
SMUN 1 BANTUR
35,68
SMUN 1 DAMPIT
52,16
SMUN 1 NGANTANG
51,70
10
-

SMUN 1 GD.LEGI
51,71
SMUN 1 GD.LEGI
51,47
11
-

SMUN 1 NGANTANG
50,99
SMUN 1 PAGAK
51,43
12
-

SMUN 1 BANTUR
50,48
SMUN 1 DAMPAIT
47,85

TABEL : 3


Tabel tersebut menunjukkan bahwa posisi SMUPa kurang menggembirakan. Dari 12 sekolah negeri untuk kelas I dan kelas II masing-masing menduduki posisi peringkat X dan XI. Sementara itu untuk kelas III Bahasa pada posisi VIII dari sembilan sekolah, program IPS urutan XI dari dua belas sekolah. Sedangkan posisi mengembirakan diraih program IPA , yakni berada pada posisi IV dari dua belas sekolah.
Sebagai sekolah yang sudah berusia 18 tahun (14 Pebruari 2002), yang relatif lebih tua jika dibandingkan dengan SMUN Gondanglegi, Turen, Bantur, Ngantang, Sumber Pucung, dan Batu 2, kenyataan in sungguh menyedihkan kita semua. Mengapa ini bisa terjadi? Padahal sarana dan prasarana SMUPa relatif lebih lengkap jika dibandingkan dengan 12 sekolah tersebut? Apakah yang menyebabkan prestasi akademik SMUPa lebih rendah? Gurunyakah? Siswanyakah?Sistemnyakah? Atau lingkungan masyarakatnya yang kurang memberikan kontribusi iklim belajar yang kondusif? Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini akan tetap menjadi misteri jika tidak ada upaya-upaya perbaikan.
Salah satu terobosan yang terbukti mampu mengangkat martabat dan nama SMUPa dalam bersaing dengan sekolah-sekolah lain di wilayah Kabupaten Malang adalah Bmbingan Belajar Khusus bagi siswa berprestasi (punya kemauaan dan kemampuan). Sebagai gambaran, peserta bimbingan ini diambil dari rangking kelas dan rangking NUM pada kelas paralel. Pola ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa peserta, yang jika mengandalkan perolehan materi di dalam kelas tidak bisa tercapai karena harus menunggu siswa yang lambat (low grade). Di samping itu dalam kesehariannya diharapkan mereka bisa menjadi guru sebaya (tutor sebaya) dalam kelasnya masing-masing. Adapun materi yang dibimbingkan adalah materi-materi esensial dari bidang studi yang dianggap/dirasakan sulit, yakni Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia.
Sebagai langkah terobosaan sampai saat ini, pola bimbingan ini sangat ampuh. Dari empat bidang studi yang dibimbingkan kepada 29 peserta, ada 28 siswa yang jumlah rata-rata nilai ulangan umum murninya mengalami kenaikan dengan drastis. Ini artinya 99% siswa peserta bimbingan berhasil mencapai peningkatan optimum. Sementara itu hanya satu orang saja yang gagal (kurang dari 1 %). Dengan demikian nampak jelas bahwa program bimbingan belajar khusus ini memberikan kontribusi signifikan kepada peningkatan prestasi akademik. Bagaimana perkembangan NUM sebelum dan setelah mengikuti program Bimbingan Belajar Khusus secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.








TABEL 4 : PERKEMBANGAN NUM SETELAH MENGIKUTI PROGRAM BIMBINGAN KHUSUS CAWU 1 TAHUN 2001/2002

NO.
NAMA
KLS
BIG
MAT
FIS
KIM



























































































































































































































































































































































































































































































Dari tabel perbandingan perolehan NUM cawu 3 tahun 2000/2001 dan cawu 1 tahun pelajaran 2001/2002 (setelah mengikuti program bimbingan) dapat diketahui kenaikan rata-rata dari 29 peserta program bimbingan mencapai 40,13 poin. Dari empat bidang studi yang diprogramkan kenaikan yang menonjol pada bidang studi Matematika dan Fisika. Sementara itu Bahasa Inggris dan Kimia masih belum menunjukkan prestasi kenaikan yang menggembirakan. Ini mungkin disebabkan oleh konsentrasi belajar para peserta program bimbingan terfokus kepada kedua bidang studi itu, sehingga dua bidang studi yang lain jadi kurang diperhatikan. Seperti nampak pada tabel 4 di atas. Secara rinci dari 29 peserta program bimbingan belajar, untuk Bahasa Inggris 12 orang justru mengalami penurunan, 5 orang tidak mengalami perubahan (bertahan pada posisi NUM sebelumnya). Sementara itu untuk bidang studi Matematika yang mengalami penurunan hanya 4 orang dan 0 orang untuk Fisika. Sedangkan bidang studi Kimia 7 orang mengalami penurunan, 6 orang tidak berubah, sedang sisanya 16 orang mengalami kenaikan. Terlepas dari itu semua, bagaimanapun Bimbingan Belajar Ekslusif ini mampu mendongkrak posisi SMUPa dalam penempatan rangking matapelajaran SMU di Kabupaten Malang. Artinya, setelah diadakan program bimbingan khusus, SMUPa bisa bicara tentang rangking akademik walau masih sebatas untuk bidang studi tertentu saja.
Perbandingan perolehan NUM bidang studi yang diprogramkan dalam Bimbingan Khusus dengan rangking SMU Kabupaten Malang dapat dilihat dalam tabel 5.

TABEL 5 : PERBANDINGAN NUM CAWU 1 SMUN PAGAK DENGAN NUM TERTINGGI SMU KABUPATEN MALANG.

NO.
MATA PELAJARAN
NAMA SISWA
KELAS
NUM
NILAI TERTINGGI KAB.MALANG
1
Bahasa Inggris
1. Yui Ika
2. Dwi Cahyaningsih
3. Ayub Wahyudi
II.1
II.2
II.2
86
84
78
90 SMUN Bantur
86 SMUN 1 Batu
86 SMUN 1 Batu
2
Matematika
1. Priyadi
2. Dhamas Mega A
3. Eko Yulinanto
II.2
II.2
II.1
96
76
72
96 SMUN Pagak
96 SMUN 2 Batu
96 SMUN 1 Lawang
3
Fisika
1. Dhamas Mega A
2. Dwi Cahyaningsih
3. Yayuk Dwi
II.2
II.2
II.2
83
83
80
93 SMUN 1 Lawang
90 SMUN 2 Batu
88 SMUN 1 Kepanjen
4
Kimia
1. Heri Purnomo
2. Priyadi
3. Sudian Agus
4. Yayuk Dwi
II.2
II.2
II.1
II.2
73
73
73
73
93 SMUN 1 Batu
93 SMUN 1 Kepanjen
93 SMUN 1 Batu

Tabel 5 menunjukkan bahwa bidang studi Bahasa Inggris rangking tertinggi Kabupaten Malang mencapai 90, sementara SMUPa masih mencapai 86 (sama dengan rangking 2 dan 3 Kab.Malang). Artinya, kalau SMUPa menginginkan rangking 1 bidang studi Bahasa Inggris harus mampu menaikkan 4 poin. Sedangkan untuk bidang studi Fisika dan Kimia masih jauh tertinggal, masing-masing tertinggal dengan 10 poin dan 20 poin. Yang paling menggembirakan bidang studi Matematika, SMUPa bisa menempatkan diri pada posisi rangking 1 Kabupaten Malang. Posisi ini harus dipertahankan! Kalau bisa diikuti oleh bidang studi yang lain. Syukur-syukur bias dari rangking ini menular kepada seluruh mata pelajaran yang diajarkan. Bagaimana engkau wahai warga SMUPa? Berani mengikuti tantangan? Kenapa takut?
Jangan takut! Masih banyak celah-celah yang bisa diterobos agar ‘kegelapan akademik’ bisa berubah menjadi terang benderang. Untuk memerangi ‘kejahiliyahan akademik’ ini kuncinya bukan ‘bisa atau tidak bisa’, tetapi ‘mau atau tidak mau’ kita menembus celah-celah itu. Mau apa tidak kita mengolah celah itu menjadi peluang. Ingat prinsip I can, if I think can (aku bisa jika aku berpikir untuk bisa). Pepatah ini mengajari kita untuk selalu menggunakan segala kemampuan (daya pikir, kemauan, dan trik-trik estetik) untuk mencapai tujuan. Artinya, kalau kita ingin sejajar dengan sekolah lain dengan modal ‘cupet’ berarti kita harus melakukan berbagai inovasi kreatif agar ‘kecupetan’ itu bisa menjadi lapang. Dan dalam hal ini bimbingan khusus sudah membuktikan hal itu. Nah, kenapa bimbingan belajar tidak ditangani secara khusus dan serius oleh TIM pengembang sekolah? Bahkan, kalau perlu bimbingan diberikan bukan hanya kepada siswa berprestasi tetapi kepada seluruh siswa yang membutuhkan. Pertanyaan yang muncul jika memang gagasan ini dilaksanakan adalah : maukah kita? Siapkah kita? Mampukah kita? Pedulikah kita ? Bisa konsistenkah kita? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang akan menguji mental juang kita. Dan sekali lagi semuanya tergantung kepada kita sendiri! Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, tanpa ia mau mengubahnya!

Pagak, 31 Januari 2002
Penulis adalah Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMUN 1 Pagak.

1 komentar: